kategori

Tuesday, September 13, 2011

Mendidik Anak Secara Bertahap dan Membiasakannya Untuk Mempraktekkan Apa Yang Dipelajari

Anak kecil sangat cepat menerima nasihat yang bertujuan untuk memperbaiki dirinya karena anak kecil tidak memiliki sifat sombong, keras dan tidak merasa dirinya sebagai seorang pemimpinhingga membuatnya berani membantah. Oleh karenanya, anak kecil mudah untuk ditanamkan padanya perilaku dan akhlaq-akhlaq tertentu. Sebaliknya, orang dewasa sangat sulit untuk diubah perilakunya. Seandainya memungkinkan, usaha untuk mengubahnya membutuhkan ekstra kerja keras dan tekad yang kuat, karena orang dewasa harus terlebih dahulu menanggalkan tabiat (perilaku) lama yang ada dalam dirinya dan kebiasaan – kebiasaannya. Baru setelah itu ditanamkan pada dirinya sifat – sifat baik dan membiasakannya melakukan sifat – sifat baik tersebut. Sifat – sifat terpuji sifatnya saling membantu dan berkaitan satu sama lain, sedangkan sifat buruk antara yang satu dan yang lainnya saling mempengaruhi dan saling menarik. Orang tua hendaknya memulai pendidikan anaknya dengan berusaha meraih sifat – sifat terpuji yang paling penting (yang menjadi prioritas utama). Banyak sekali kesibukan yang kita hadapi, sedangkan waktu yang ada tidak mencukupi untuk meraih seluruh sifat baik tersebut secara pasti. Oleh karena itu, hendaknya tekat sang anak diarahkan untuk mengerahkan energinya dalam meraih sifat – sifat terpuji yang menjadi prioritas utama. Setelah itu baru berusaha mengambil dari masing – masing sifat tersebut hal – hal yang palinh baik, jika memang itu tidak sulit baginya (anak), sampai apa yang telah ditaqdirkan untuk dirinya menjadi sempurna.
Sudah sepatutnya anak kecil memiliki akhlaq yang terpuji dan sifat – sifat yan baik secara sempurna, agar dia  tumbuh dewasa dengan  rasa cinta dan selalu ingin berbuat baik, sehingga ketika dia mengenal perilaku – perilaku yang lainnya, niscaya hal tersebut tidak akan mendatangkan mudharat baginya. Demikianlah karena dengan terpaterinya sifat – sifat terpuji tersebut dalam dirinya, dia pun akan mengindar dan menutup dirinya dari perbuatan buruk.
Mendidik, melatih, dan membimbing anak secara perlahan adalah hal yang wajib diterapkan kepada anak agar dia dapat meraih sifat dan keterampilan dengan baik, atau agar keyakinan dan akhlaqnya tertanam dengan kokoh. Akhlaq dan prinsip-prinsip keyakinan, termasuk di dalamnya keterampilan anggota tubuh, membutuhkan adanya proses secara bertahap untuk diraihdan harus dilakukan secara berulang-ulang hingga tercapai dan dikuasai dengan baik, serta dapat dilaksanakan dengan mudah dan ringan, tanpa bersusah payah dan menemukan kesulitan. Contohnya, orang yang belajar menyetir mobilatau mempelajari salah satu jenis olah raga, harus belajar sedikit demi sedikit dan terus diulang-ulang melakukannya hingga menjadi mudah baginya, padahal sebelumnya dia cukup mendapatkan kesulitan. Dengan melakukan secara berulang-ulangdia akan terampil (lihai), mudah dan hanya membutuhkan sedikit energy untuk melakukannya.
Usaha meraih suatu akhlaq membutuhkan latihan dan kesungguhan. Carnya adalah dengan membawa serta jiwa kita (ridha) untuk melaksanakan perilaku (akhlaq) yang diinginkan. Siapa saja yang inginberakhlaq dermawan dan mulia, maka jalannya adalah dengan selalu mencoba perilaku-perilaku kedermawanan, yaitu dengan membantu orang lain, khususnya memberikan bantuan berupa harta. Dia harus mengerahkan jiwanya untuk selalu berusaha dan membiasakan dirinya untuk senantiasa member, meski itu sulit dilakukan. Namun, hendaknya dia terus berusaha dengan sungguh-sungguh hingga jiwanya terbiasa akan perbuatan tersebut dan mudah baginya untuk melakukannya. Seiring dengan usaha yang terus menerus dan berjalannya waktu, maka jiwanya akan terbiasa bersikap dermawan dan menjadi tabiat dalam dirinya, hingga dia benar-benar menjadi seorang dermawan.
Pengetahuan (teori) mengenai suatu akhlaq berbeda dengan praktek secara langsung dengan melakukan akhaq tersebut secara nyata. Ilmu danbhasil dari suatu perbuatan merupakan motivasi yang kuat untuk dapat meraih suatu akhlaq tertentu. Akan tetapi, sifat dan akhlaq itu tidak dapat diperoleh dengan ilmu saja, karena harus ada praktek langsung atas suatu sifat dan akhlaq tertentu. Contohnya, iman. Iman harus diamalkan (dipraktekkan secara nyata). Diantara contoh eksperiman atas teori tersebut adalah riwayat yang diceritakan Sahal bin ‘Abdullah Ats Tsauri. Riwayat tersebut adalah riwayat yangs angat bermanfaat. Eksperimen itu dapat menghasilkan ilmu (pengetahuan) secara mendetail, meski pada mulanya terkesan aneh, padahal manfaat yang dihasilkan sangat besar.
Sahal berkata : “Dahulu ketika aku berusia tiga tahun aku suka melaksanakan sholat malam, lalu aku memperhatikan shalat yang dilakukan Pamanku, yaitu Muhammad bin Sawwar. Suatu hari dia (pamanku) berkata kepadaku : ‘Tidakkah kamu berdzikir kepada Allah SWT yang telah menciptakanmu?’ Aku balik bertanya : ‘Bagaimana aku berdzikir kepadaNya?’ Dia berkata : katakanlah di dalam hatimu sebanyak tiga kali (kata-kata dibawah ini saat kamu mengganti pakaian tanpa harus menggerakkan lisanmu : Alloohu ma’ii (Allah bersamaku), Alloohu nazhooro ilayya (Allah mengawasiku), Allahu syahidii (Allah menyaksikanku).’ Akupun mengucapkan kata-kata itu selama beberapa malam, kemudian aku memberitahukan kepadanya (abhawa aku telah melakukannya). Dia berkata kepadaku : ‘Bacalah tujuh kali setiap malam.’ Aku lalu melakukannya. Setelah itu, aku kembali memberitahukannya (bahwa aku telah melakukannya). Dia kembali berkata kepadaku : ‘Bacalah bacaan itu  sebanyak sebelas kali setiap malam.’ Aku kembali melakukannya, kemudia aku beri tahukan kepadanya (bahwa aku telah melakukannya). Hatiku merasa lebih tenang. Setahun kemudian pamanku berkata : Jagalah apa yang telah aku ajarkan kepadamu dan bacalah selalu bacaan itu hingga kamu masuk ke dalam liang kubur. Sesungguhnya bacaan itu akan mendatangkan manfaat kepadamu di dunia dan akhirat.’ Aku terus membacanya selama bertahun-tahun dan aku merasakan kenikmatan dalam kesendirianku (ketika membacanya). Suatu hari pamanku itu berkata kepadaku : ‘Wahai Sahal, orang yang selalu Allah bersamanya, mengawasinya, dan menyaksikan (perbuatan)nya, apakah pantas dia bermaksiat kepada-Nya? Karena itu, hindarilah olehmu perbuatan maksiat.’ ”
Imam Ghazali berkata :
“Seorang anak kecil seyogyanya dicegah dari segala perbuatan yang dilakukannya secara diam-diam, karena seorang anak tidak melakukan sesuatu secara diam-diam, melainkan karena dia sendiri merasa yakin bahwa perbuatan itu adalah perbuatan buruk. Jika dibiarkan begitu saja, maka dia akan terbiasa melakukan perbuatan buruk.”
Agar bimbingan dan derajat keyakinan anak bertambah jelas, baik secara keilmuan (teori) maupun praktek, Imam Ghazali berkata :”Dalam mengajarkan aqidah kepada anak yang masih kecil sebaiknya dimulai dengan cara menghafalnya. Setelah itu dia akan dapat mengungkap makna yang ada dibalik apa yang telah dihafalnya setelah dia bertambah besar, sedikit demi sedikit. Jadi dimulai dari hafalan, kemudian dilanjutkan dengan menanamkan keyakinan dan penguasaan secara sembpurna. Hal itu akan dapat dicapai oleh anak kecil tanpa harus menyertakan alas an (bukti). Diantara bentuk fadhila Allah terhadap hati seorang manusia adalah, dia akan melapangkan hatinya itu terlebih dahulu untuk menerima keimanan tanpa harus disertai buktidan alas an (petunjuk) Caranya adalah dengan menyibukkan anaka tersebut untuk senantiasa membaca Al Qur’an, mempelajari ilmu tafsir, membaca hadits dan berusaha memahami makna-maknany, serta menyibukkan dirinya dengan aktivitas-aktivitas ibadah. Keyakinannyaakan semakin bertambah kokoh karena dia mendengar dalil – dalil dan hujjah (bukti) dalam Al Qur’an; karena faidah dan bukti – bukti hadits yang dapat dirasakannya; karena cahaya ibadah yang menerangi hatinya; dank arena kesaksiannya melihat perilaku orang-orang yang shalih dan keikutsertannya pada majlis mereka. Memberika pelajaran pertama kali kepadanya sama halnya dengan menanam benih, lalu amal perbuatanya menjadi air dan pendidikan baginya, hingga benih itu semakin tumbuh besar, kemudian tumbuh menjadi sebuah pohon yang baik, yang kokoh dan menjulang tinggi. Akarnya tertanam kokoh di dasar tanah, sedangkan dahannya menjulang tinggi di atas langit.

Monday, September 12, 2011

Welcome to our blog

Has a independent-minded children and achievement is a pride for the parents. Child's independence would greatly help ease parents fulfill their duties. This will be more complete pride when their presence may also give the stolen benefits for the life of himself and those around him, so kelakelak as adults they already have a stock made ​​him an outstanding figure of the self.

What are the capital seharusya parents have to make the sons - their daughter's independence and achievement? Enough of all habits in the home capable of maturing them, so that these goals be achieved?

All of these issues is not difficult to find a solution, of course, with little effort and creativity of our parents to condition our children to that direction. Blog for independent children will help parents realize their desires. Happy listening. Hopefully son - your daughter to be independent and achievement of children.